Perasaan hewan atau binatang sesungguhnya yang tahu adalah hewan itu sendiri. Namun sebagai manusia, terkadang kita ingin tahu bagaimana perasaan hewan atau kaum para binatang. Apa yang mereka pikirkan, rasakan dan inginkan?
Pada dasarnya hewan tak punya akal fikiran, namun mereka memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Kecerdasan seekor anjing berbeda dengan kecerdasaan sekor kucing.
Sedangkan kecerdasan seekor gajah berbeda dengan kecerdasan seekor semut. Sementara itu, kecerdasan sesama semut sendiri juga berbedabeda tentunya. Sama halnya dengan manusia.
Bagaimana perasaan hewan terhadap manusia?
Manusia menganggap hewan sebagai kaum binatang. Ada ayam, ada kambing, ada kera, ada harimau. Manusia secara sadar tahu bahwa ada macam-macam jenis hewan.
Sedangkan hewan menganggap manusia tak ada bedanya dengan hewan-hewan lainnya. Hewan melihat manusia sebagai makhuk-makhluk yang menakutkan, membawa ancaman dan lain sebagainya.
Bagi seekor rusa, manusia tak ada bedanya dengan harimau atau hewan buas lainnya. Begitu juga anggapan tikus. Seekor tikus melihat manusia dan kucing tak ada bedanya, keduanya sama-sama makhuk yang berbahaya bagi keselamatan dirinya.
Sedangkan bagi kucing, ia tidak tahu bahwa di depannya adalah tikus. Ia tahunya adalah makanan. Antara tikus dan ikan asin tak ada bedanya bagi kucing, keduanya adalah sama-sama makanan.
Kucing melihat manusia bukan sebagai manusia, tetapi sebagai makhuk yang sering memberi makan dirinya dan terkadang juga memberikan ancaman. Anjing juga melihat mausia seperti itu.
Ragam peradaban penghuni alam semesta
Semua itu adalah macam ragam dari kehidupan di dunia ini. Antar sesama makhuk memiliki pola pandang yang berbeda, kebiasaan berbeda, makanan yang berbeda dan lain sebagainya.
Itu baru makhuk yang bernyawa. Belum lagi makhluk hidup tak bernyawa seperti tumbuh-tumbuhan. Mereka semua adalah hidup dan melakukan aktivitas kehidupan. Tentunya tumbuh-tumbuhan juga memiliki peradaban tersendiri. Bahkan masing-masing jenis tumbuhan memiiki makanan serta cara hidup yang berbeda-beda pula.
Itu hanyalah penghuni dunia nyata yang bisa terdeteksi oleh anggota tubuh manusia. Belum lagi penghuni kehidupan lain yang tak terdeteksi oleh anggota tubuh, bahkan panca indera tak bisa mendeteksinya.
Tentunya, masih banyak kehidupan lain di luar sana yang manusia tidak tahu. Namun manusia percaya bahwa mereka ada dan tetap menjadi misteri.
Begitupun dunia hewan. Manusia selamanya takkan bisa menyingkap bagaimana perasaan hewan, kecuali hanya sebatas mengira-ira saja. Karena yang tahu perasaan hewan hanyalah hewan itu sendiri.