Tradisi orang jawa sebenarnya terbagi dua, yaitu jawa utara dan jawa selatan. Ini berdasarkan hemat saya sendiri setelah saya menjalani hidup sebagai orang jawa sekian lama.
Awal mulanya, ketika saya masih kecil sering mendengarkan kakek bercerita tentang petualangannya menyusuri pulau jawa. Kakek buyut saya, ayahnya kakek saya, aslinya berasal dari Solo. Beliau mengabdi sebagai seorang pemayung raja di keraton Solo kala itu.
Persebaran penduduk jawa
Lalu beliau berhijrah ke arah timur menyisiri pesisir selatan pulau jawa, hingga akhirnya babad alas dan menciptakan sebuah desa bernama Mbegelen. Entah desa itu sekarang bernama desa apa, saya tidak tahu.
Di Mbegelen, kakek buyut saya beranak pinak dan melahirkan kakek saya. Kemudian kakek saya setelah dewasa juga berhijrah ke arah timur, menyusuri pulau jawa bagian selatan. Hingga akhirnya babad alas di daerah Malang selatan untuk membuat desa baru di sana, tepatnya di lereng gunung kendeng.
Kemudian di lereng kendeng, kakek saya menikah dengan nenek, lalu melahirkan ibu saya. Kebetulan nenek saya juga keturunan dari Solo, yang mana oragtuanya dulu juga berhijrah ke timur menyusuri selatan pulau jawa.
Peristwa ini berlangsung di jaman kolonial belanda. Kemudian kakek saya meninggal di usia 115 tahun, sedangkan nenek meningal di usia 125 tahun. Beliau meninggalkan keluarga besar di Malang selatan hingga hari ini.
Tradisi masyarakat jawa
Sepanjang pengalaman saya sebagai orang jawa, saya melihat banyak kesamaan tradisi masyarakat di sepanjang pulau jawa bagian selatan. Hal ini terjadi karena pulau jawa bagian selatan merupakan wilayah persebaran orang jawa, yang mana mereka menjunjung tradisi jawa murni alias jawa asli karena jauh dari sentuhan budaya luar.
Mulai dari masakan, bahasa sehari-hari, kebiasaan adat istiadat dan lain-lain, memiiki banyak kesamaan. Kesamaan ini terlihat mulai dari wiayah jawa timur selatan hingga jawa tengah selatan, hingga ke arah barat selatan lagi.
Sedangkan masyarakat pulau jawa di pesisir utara memiliki perbedaan dengan masyarakat selatan, mulai dari bahasa, masakan, serta kebiasaan sehari-hari. Masyarakat pesisir utara jawa umumnya sudah tercampur dengan budaya luar.
Ini terjadi di sepanjang pesisir utara jawa, mulai dari jawa timur utara, jawa tengah utara hingga jawa barat utara. Karena wilayah tersebut merupakan tempat persinggahan atau pintu masuk bagi pendatang dari luar.
Penduduk pesisir utara jawa merupakan masyarakat pantai, sedangkan penduduk selatan jawa merupakan masyarakat gunung. Namun, orang-orang jawa utara yang hendak belajar ilmu kasepuhan dan filosofi jawa, mereka akan pergi ke selatan. Karena basis jawa ada di selatan. Bahasa jawa asli juga berada di bagian selatan.